Mewujudkan karakter Akhlaqul Karimah - dedaliku

Kamis, 11 November 2021

Mewujudkan karakter Akhlaqul Karimah

Mewujudkan karakter Akhlaq

Akhlak merupakan Hiasan jiwa pribadi muslim. Akhlak diambil dari kata Khuluq yang termaktub di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kata Khuluq dua kali disebutkan dalam Al-Quran yang pertama pada surat Al-Qalam ayat 4 yang berbunyi

 وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ  
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. 

kedua dalam QS. Asy-Syu'ara' Ayat 137 
اِنْ هٰذَآ اِلَّا خُلُقُ الْاَوَّلِيْنَ ۙ 
 (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu,

Pertama surat Al-Qalam ayat 4 yakni dalam keadaan memuji, sedang yang kedua adalah Ilustrasi perilaku yang telah dijalani oleh orang-orang sebelum kita, dapat kita katakan yang pertama sebagai tanda bagi perilaku yang pantas dan patut diperbuat sedangkan yang kedua sebagai keterangan mengenai perilaku yang telah terjadi.

Sudah barang tentu akhlak patut kita perbuat adalah yang datang dari Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an yang diperintahkan Rasulullah agar menjadi orang yang pertama kali berbuat dengan sebagai suri tauladan atau Uswah yang wajib kita ikuti. didalam QS. Al-Qiyamah Ayat 18

فَاِذَا قَرَأْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗ ۚ 
"Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu".

Syaikhul Mufassirin terkenal, Ibnu Abbasm mengenai ayat  tersebut memberikan berpendapat, "Apabila kami membacakan dan menetapkan dalam hatimu Wahai Muhammad, lakukan/perbuatlah dengan yang kami bacakan itu.
Karena itulah maka langkah jejak dan perilaku Rasul yang mulia itu merupakan tafsiran yang tepat bagi Al-Qur'an. Perlu disadari menafsirkan Al-Qur'an dengan lidah adalah lebih mudah tetapi yang paling sulit dan sukar justru mengimplementasikannya dengan perbuatan serta perilaku. Dalam konteks tersebut maka dapat kita pahami bagaimana kita melakukan perbuatan yang sesuai dengan perintah Allah.

Ummul Mukminin Sayyidatinaa Aisyah kepada Sahabat Jabir mengenai bagaimana Akhlak Rasulullah seraya menjawab  "Akhlak beliau (Nabi Muhammad) adalah akhlak Al-Qur'an". Oleh karena itulah seorang yang mengaku dirinya pengikut Muhammad tidak boleh tinggal diam melihat sesuatu yang sangat tidak berakhlaq. Firman Allah al-ahzab ayat 21

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ 

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah".

Maksud dari ayat ini bahwa Nabi Muhammad adalah suri tauladan bagi kita dalam hidup ini, dan sebagian keterangan ayat-ayat tersebut diatas jelas hal ini adalah lebih wajar manakala Al-Qur'an menyebutkan dengan gamblang di berbagai tempat tentang pemeliharaan hati dalam hal ini adalah "Hati Nurani", karena hati sebagai sumber perilaku yang vital sebagaimana diterangkan dalam sabda Rasulullah yang artinya

Ingatlah bahwasanya Allah meletakkan tempatnya yaitu hati. dan hati yang paling dicintai Allah adalah hati yang paling bersih yang paling teguh dan paling lemah lembut paling bersih dari dosa paling teguh dalam beragama dan paling lunak lemah lembut terhadap handai taulan

Dengan Nash-nash tersebut di atas menunjukkan kepada kita, betapa Islam menempatakn akhlak atas segala kegiatan manusia baik itu yang berhubungan dengan manusia terhadap penciptanya ataupun  bersifat pribadi dan sebagai warga masyarakat yang berhubungan dengan orang lain, dan juga dengan alam sekitar. 

Hubungan akhlak dan iman dan amal-amal kebajikan.

Bertitik tolak dari Hadits Nabi
أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”

Akhlak adalah perangai bagi manuasia dengan Akhlak yang mulia seseorang akan berperilaku sebagai muslim yang benar-benar mengerti akan arti sebuah kehidupan, sifat menghargai dan tahu betu siapa dirinya, dan harus berbuat apa kepada orang lain. Pangkal pokok dari akhlag adalah "Taqwa" karena taqwa merupakan hal yang paten dan tak pernah bergeser, dengan Taqwa maka perangai seseorang akan terpatri dan kokoh. Oleh sebab itu ketaqawaan adalah buah dari akhlaq yang baik, selalu senantiasa waspada atas segala sesuatu yang hendak menjerumuskan.

Demikian pentingnya menjaga Akhlaq kita, dengan belajar memahami serta mendalami dengan tingkah laku, memperbaiki Akhlaq kita, walaupun kita menjadi orang yang berilmu tinggi ketika akhlaq kita tidak baik maka ilmu itu tidak ada hargnya. Dewasa ini perkembangan teknologi yang kian pesat, banyak media yang kita bisa temukan hanya dengan menggunakan smartphone kita, berbagai macam platform juga bisa kita akses bahkan kita juga dengan mudahnya ikut berkontribusi didalamnya, berselancar di jagat maya, bukan tidak tahu banyak persoalan yang timbul gegara statment seseorang yang dianggap nyleneh bahkan menyimpang, dari keumuman yang biasa kita lakukan, saya menganggap mereka bukan tanpa ilmu akan tetapi tanpa adab,disisilain banyak juga yang menjwabnya yang tidak menggunakan adab pula.

Jika kita kembali pada masa lalu. Peranan akhlak dalam pembentukan pribadi kiranya sudah sama-sama dimaklumi bahwa sebelum datangnya Islam akhlak manusia telah ke derajat yang paling buruk dan hina bukan saja di Jazirah Arab malah seluruh dunia dimana terjadi pemerkosaan hak-hak manusia seperti perampokan pembegalan penodongan penjajahan dan lain sebagainya peperangan yang silih berganti pembagian kelas-kelas manusia dimana manusia yang terendah dianggap sama dengan budak dan sebagainya, saat ini ketika kita menggunakan media sosial maka itu perlunya peran akhlaq yang menjadi dasarnya.

Nabi Muhammad SAW diutus kedalam dunia untuk memperbaiki akhlak manusia dari semua itu mengangkat derajat manusia membasmi perbudakan dan menghapuskan perbedaan kelas sebagaimana sabda beliau menyatakan
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

dari hadist diatas sangatlah jelas bahwa Risalah yang beliau bawa ialah membangun akhlakul karimah bagi umat manusia, menurut Islam kemanusiaan itu hanya satu yakni kebersihan akhlak, golongan masyarakat terdahulu akan tetapi pada masyarakat modern seperti sekarang ini, mengenai perkembangan jaman sekarang, walaupun cara diselimuti dengan halus dan diberi nama lebih halus dan modern umpamanya perzinahan dengan nama Samen leven pelacuran dengan nama Tuna susila pencurian dengan nama Korupsi ada lagi pungli uang Tips dan sebagainya. apapun itu semua perlu kita waspada akan semua itu.

Baca Juga :

Kemudian diantara kemerosotan akhlak yang menggelisahkan masyarakat kita ialah tentang kenakalan remaja pergaulan muda-mudi yang tidak punya kendali narkoba minum-minuman dan sebagainya, cara memperkuat kepribadian dengan pendidikan dan pembinaan akhlak, bukan sekedar basa-basi atau etika etiket semata yang lebih banyak bersilat servis lahiriyah akhlakul karimah yang diajarkan Islam sebenarnya jauh lebih tinggi, perlu adannya memperkuat batiniah dan dalam hal pembinaan akhlakul karimah bukankah hanya ditunjukkan kepada anak-anak atau para remaja. Melainkan juga untuk segenap lapisan masyarakat pada setiap tingkat kehidupan baik masyarakat umum maupun masyarakat khusus seperti golongan elit para karyawan dan para pejabat juga para mahasiswa dan lain-lain.

Membangun akhlakul karimah itu pada hakekatnya adalah membentuk kepribadian manusia agar mengerti Norma, sehingga dapat mencegah dekadensi moral kejahatan-kejahatan dalam masyarakat, seperti penyelewengan dalam menggunakan kekuasaan kikir tamak yang tidak menghiraukan orang lain egois sok pamer dan individualistis serta sikap yang tidak bertanggungjawab tindakan-tindakan yang sewenang-wenang dan banyak lagi, dalam perkembangan zaman seperti sekarang ini, perlu bagi kita semua untuk selalu waspada, kita berikan contoh yang baik kepada masyarakat agar kita didengar dan diikuti.
Comments


EmoticonEmoticon